Selasa, 04 Juni 2013

Baptisan, Masa sekarang




BAPTISAN DALAM ALKITAB DAN MASA SEKARANG

A.      Pengertian Baptisan
Allah telah merancangkan karya penyelamatan terhadap umat-Nya. Karya penyelamatan tersebut dilakukan dengan mengadakan suatu perjanjian antara manusia dengan Allah. Untuk mengalami karya penyelamatan Allah, umat-Nya harus masuk dalam perjanjian-Nya.
-       Dalam Perjanjian Lama (PL)
Dalam Perjanjian Lama, Perjanjian Allah dinyatakan melalui Abraham dengan tanda sunat (Kej.17), tetapi sunat itu sendiri tidak menyelamatkan. Yang menyelamatkan adalah iman, karena berkat Tuhan juga diturunkan kepada keturunan Abraham sebagai Bapa orang percaya. Sunat yang secara fisik berarti membuang kulup kelamin melambangkan kesediaan membuang dosa sebagai lambang pengampunan dosa dari Allah, namun sunat kelamin tidak berarti bila tidak ada sunat hati (Ul.10:16).[1] Sunat hati akan dikerjakan oleh Tuhan sebagai bentuk umat mengasihi Tuhan (Ul.30:6). Demikian juga nabi Yeremia mengatakan agar umat bersunat hati agar tidak mendatangkan murka Tuhan (Yer.4:4).
-                      Dalam Perjanjian Baru (PB)
Dalam Perjanjian Baru, tanda sunat itu telah digantikan dengan baptisan (Kol 2:11-12). Baptisan memiliki makna:
1.      Baptisan sama dengan sunat melambangkan pembersihan dari dosa. Baik baptisan air maupun sunat hanya tanda lahiriah yang harus disertai dengan pertobatan di hati.
2.      Baik sunat maupun baptisan memiliki arti memasukkan umat ke dalam perjanjian Allah, atau dalam istilah PB sebagai tanda persekutuan dengan Yesus (Rom.6:5).
Baptis bahasa Yunaninya baptw (bapto) memiliki arti meletakkan sesuatu di bawah permukaan zat cair, mencelup (ke dalam), menenggelamkan, membenamkan, mewarnai sesuatu dengan mencelup, dan memercik.[2]  Hal inilah yang mendasari munculnya berbagai macam bentuk atau cara membaptis. Baptisan melambangkan pembersihan dosa. Dasar dari baptisan itu sendiri adalah iman. Baptisan merupakan kehendak Tuhan (Matius 3:15), tanda pertobatan (Matius 3:11), dan tanda pengampunan dosa serta penerimaan Roh Kudus (Kispar 2:38). Dasar dari baptisan adalah amanat Tuhan Yesus (Mat 28:19). Dalam ayat ini juga dinyatakan bahwa landasan baptisan adalah ‘dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus’.

B.       Baptisan Yohanes
Yohanes Pembaptis merupakan figur seorang yang mewartakan pertobatan dan mengundang orang yang bertobat untuk dibaptis. Pewartaan dan undangan ini umumnya ditanggapi secara positif.  Injil Markus menceritakan bahwa orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem datang kepadanya dan sambil mengaku dosa mereka dibaptis olehnya di sungai Yordan (1:5). Menurut versi Matius, bukan hanya penduduk Yerusalem melainkan juga “seluruh Yudea dan seluruh daerah sekitar Yordan” datang kepadanya dan sambil mengaku dosa mereka dibaptis olehnya di Sungai Yordan (3:5-6). Lukas juga menegaskan hal yang sama ketika berkata bahwa “orang banyak” (3:7, 10) dan “seluruh orang banyak” (3:21), termasuk para pemungut cukai (3:12) dan para prajurit (3:14) datang untuk dibaptis. Diyakini bahwa Yohanes membaptis dengan baptisan selam.
 Arti penting baptisan Yohanes Pembaptis adalah:  
1.    Baptisan Yohanes merupakan baptisan pertobatan. Baptisan semacam inilah yang dilukiskan oleh Markus dan Lukas sebagai “baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa” (Mrk 1:4; Luk. 3:3). Lukisan ini tidak berarti bahwa baptisan dipandang sebagai sarana yang diperlukan supaya Allah mengampuni dosa-dosa kita. Pengampunan yang diberikan oleh Allah itu harus dilihat sebagai dampak dari pertobatan dan bukan dampak dari pembaptisan (bdk. Luk. 24:47; Kis. 3:19; 5:31; 10:43; 11:18; 26:18). Dengan demikian, baptisan Yohanes harus dilihat sebagai tindakan simbolis yang mengungkapkan pertobatan.
2.    Baptisan Yohanes merupakan persiapan bagi pembaptisan Mesias, Yesus yang akan datang lebih berkuasa daripada Yohanes. Sementara Yohanes menawarkan baptisan air sebagai suatu tanda lahiriah dari pertobatan, Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api (Mat. 3:11/Luk 3:16). Di sini “baptisan dengan Roh Kudus dan dengan api” tidak dimaksudkan untuk mengacu pada kedatangan Roh Kudus atas para murid seperti yang terjadi pada waktu Pentakosta (Luk. 2:1-4), tetapi untuk mengacu pada peran Yesus sebagai hakim eskatologis untuk seluruh bangsa (Mat 25:31-46).

-            Baptisan Yohanes terhadap Tuhan Yesus
Diceritakan bahwa Yesus datang dari Galilea ke sungai Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Kedatangan Yesus itu diprotes oleh Yohanes sendiri dengan berkata, “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, namun Engkau yang datang kepadaku?” (Mat. 3:14). Protes ini mungkin dilandasi oleh keyakinan bahwa Yesus yang tidak berdosa (2Kor.5:21; Ibr. 4:15; 1Ptr. 2:22) tidak pantas untuk menerima baptisan pertobatannya. Dengan dibaptis oleh Yohanes, Yesus yang tidak berdosa mau mengidentifikasikan diri-Nya secara penuh dengan kemanusiaan kita yang penuh dengan dosa. Selain itu, kita bisa katakan bahwa baptisan Yesus itu bukan baptisan pertobatan melainkan suatu momen pewahyuan kuasa dan kehadiran Allah dalam pribadi Yesus Kristus. Kuasa dan kehadiran Allah itu dilukiskan dalam bentuk simbol-simbol seperti burung merpati turun ke atas-Nya, dan suara dari surga (Mrk. 1:10-11).

C.    Baptisan dalam Kisah Para Rasul
Baptisan dalam Kisah Para Rasul sering disebut dengan Baptisan Roh. Landasan ayatnya adalah Kis 10:44-45.
"Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga."
Orang yang dibaptis dengan Roh akan kepenuhan oleh Roh. Manifestasi dari kepenuhan Roh adalah berbahasa Roh (Kis 2:4,18; 10:45-46; 19:6), mendapat penglihatan (2:17), bernubuat (2:18), dan melakukan mujizat (2:19). Dampak dari baptisan dalam Roh adalah meningkatkan kesadaran akan kehadiran Roh Kudus dan memperkuat keinginan kita untuk menaati pimpinan-Nya.
Baptisan Roh yang disinggung oleh Yohanes Pembaptis dalam Matius 3:11b dengan kata-kata "Baptisan roh kudus dan api" baru diberikan kepada yang bersangkutan oleh Yesus bilamana dia setelah pertobatannya itu benar-benar melaksanakan Kehendak ALLAH yaitu:
1.      Dengan segenap hati dan jiwanya mengaku percaya bahwa Yesus adalah Tuhan (Yohanes 13:13), Mesias, Anak ALLAH yang hidup (Matius 16:16), karena yang mampu menyelamatkan umat manusia adalah Yesus seorang (Kisah Para Rasul 4:12, Yohanes 14:6).
2.      Dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan akal budinya mengasihi ALLAH (Markus 12:30).
3.      Mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri (matius 22:39).
D.    Gereja Masa Kini yang Melayani Baptisan
1.      Baptisan Air
-          Baptis Percik
Kata “baptizw“ dan “baptizein” tidak bisa menjadi alasan utama untuk menentukan satu-satunya cara yang sah dalam pembaptisan. Dalam faktanya, adanya aneka-arti untuk kata “baptizw“ dan “baptizein”. Beberapa bagian Alkitab, kata “baptizw“ atau “baptizein” yang dipakai sangat jelas tidak mengandung arti menenggelamkan atau mencelupkan.[3] Misalnya, Mark. 7:4, kata yang diterjemahkan sebagai “membersihkan dirinya” dalam bahasa Yunaninya adalah membaptis yang artinya membasuh (lihat juga Luk. 11:38). Jadi, kata membaptis tidak dapat dipahami dengan pengertian hurufiah (mencelup, menenggelamkan) melainkan harus dimengerti secara simbolis yaitu pembasuhan, pembersihan atau penyucian. Ritual penyucian dalam Perjanjian Lama umumnya dilakukan dengan cara pemercikan darah (Ibr. 9:18-22). Sebab itu, penyucian yang dilakukan oleh Roh Kudus terhadap manusia berdosa dapat dilambangkan dengan cara baptisan secara percik.
Alkitab mencatat bahwa karya Roh Kudus dalam kehidupan manusia selalu digambarkan sebagai ‘turun dari atas’ atau ‘dicurahkan dari atas’. Nabi Yoel yang bernubuat tentang hari Pentakosta, melukiskan bahwa pada hari itu Roh Allah akan dicurahkan ke atas manusia (Yoel 2:28-29). Ketika para rasul mengalami penggenapan nubuat ini, mereka semua dihinggapi oleh “lidah-lidah seperti nyala api” (simbol dari Roh Kudus) yang turun dari langit (Kis. 2:2-4). Pada saat Tuhan Yesus menerima baptisan air dari Yohanes maka segera setelah itu, Roh Kudus turun ke atas diri-Nya dalam bentuk burung merpati (Mat. 3:16, Mark. 1:10, Luk. 21-22). Gerakan ‘turun ke atas’ atau ‘dicurahkan dari atas’ adalah suatu pola kerja Roh Kudus dalam membaptis orang percaya. Jadi, hal ini menjadi dasar baptisan percik, yaitu karena metode kerja dari Roh Kudus sendiri dari atas kebawah. Dalam baptisan percik, orang yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mengucapkan janji dan kemudian dipercik dengan air.
-          Baptis Selam
Baptis bentuk kata kerjanya baptizw (baptizo) berarti “selam” atau “ditenggelamkan”.[4] Hal ini yang mendasari munculnya baptis selam. Para penganut baptisan selam berkeyakinan bahwa kata Yunani untuk membaptis yaitu “baptizw” (baptizo) atau “baptizein” (baptizein) selalu bermakna utama mencelupkan atau menenggelamkan ke dalam air. Berlandaskan arti harafiah kata ini, maka sangat ditekankan bahwa makna literal ini dengan sendirinya sudah menunjukkan cara baptisan yang tidak lain adalah dengan diselamkan.
Baptisan selam menggambarkan identifikasi orang percaya dengan kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus.Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” (Roma 6:3-4). Diselam di dalam air menggambarkan dikuburkan bersama Kristus. Keluar dari dalam air menggambarkan kebangkitan Kristus. Jadi dalam baptisan selam ini orang yang dibaptis dimasukkan kedalam air hingga dari ujung rambut sampai ujung kaki terendam oleh air, dan kemudian dikeluarkan dari air.

2.      Baptisan Bendera
Dasar dari baptisan bendera adalah Lukas 3:16 yaitu Yohanes hanya melakukan tanda lahiriahnya, yaitu membaptis dengan air. Sedangkan Yesus melakukan hal rohani yang disimbolkan oleh baptisan, yaitu membaptis dengan Roh Kudus (dan dengan api). Penganut baptisan bendera memahami ayat ini bahwa baptisan tidak harus dengan air. Penganut baptisan ini adalah Bala Keselamatan (The Salvation Army). Mereka mempercayai bahwa setiap orang percaya adalah pasukan tentara Allah. Oleh sebab itu mereka menggunakan bendera sebagai lambang dari baptisan. Cara baptisannya adalah dengan mengibarkan bendera disekitar tubuh orang yang akan dibaptis dan membaptisnya dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.

E.       Liturgi Baptisan
-          Pembukaan dari pendeta yang membaptis
-          Doa untuk sakramen baptisan : untuk mengawali sakramen baptisan, dengan meminta pertolongan dari Allah.
-          Memanggil orang yang dibaptis: memberikan pertanyaan berkaitan dengan kesediaannya untuk dibaptis. Dalam sesi ini orang yang dibaptis harus menjawab dengan tegas dan penuh keyakinan bahwa ia yakin dengan menjawab “Ya, dengan segenap hati!”.
-          Orang yang dibaptis mengucap janji:
a.    Saya percaya kepada Allah Tritunggal; Bapa, Anak dan Roh Kudus, yang menciptakan langit dan bumi dan yang telah menyelamatkan manusia dari dosa dan maut.
b.    Saya mengaku bahwa sejak dikandung dan dilahirkan semua manusia berdosa, termasuk saya.
c.    Saya menerima dengan sukacita bahwa saya dikuduskan oleh Tuhan Yesus Kristus melalui baptisan dan menjadi bagian dari Gereja Tuhan.
d.   Saya bersedia hidup menurut pimpinan Roh Kudus dan berjanji untuk belajar dan melakukan Firman Tuhan sebagaimana diajarkan Jemaat di sini.
e.    Saya bersedia untuk ditegur oleh Anggota atau Majelis Jemaat jika hidup saya bertentangan dengan Firman Tuhan.
-          Pendeta kemudian melangsungkan baptisan dengan memasukkan orang yang dibaptis dikolam. Pendeta memegang kepala orang yang dibaptis sambil berkata : “Saudara _________ engkau dibaptis dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”. AMIN.
-          Doa penyerahan kepada Tuhan: isinya adalah “Ya Roh Kudus, kiranya terangMu membimbing perjalanan anak ini. Ya, Kristus, kiranya anak ini bertumbuh dalam gerejaMu yang akan menjadi garam dan terang dunia. Ya, Allah Bapa, kiranya ciptaanMu ini menjadi sukacita dihadapanMu dan hidup dalam takut akan Engkau. AMIN.
-          Penutup: Pendeta mempersilahkan orang yang dibaptis untuk menghadap ke jemaat, dan pendeta berkata: “Saudara-saudara, Terimalah saudara kita yang baru saja menerima pelayanan tanda baptis kudus ditengah persekutuan kita sebagai satu tubuh. Bantulah dia/mereka dalam pertumbuhan imannya”. Kemudian jemaat menjawab “Kami menerima dengan sukacita. AMIN”.
-          Menyanyikan 1 pujian
-          Berkat dan Pengutusan dari pendeta : Bertolong-tolonganlah untuk menghadirkan damai sejahtera Allah dalam kehidupan ini. Dan terimalah berkat Tuhan . . .
Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau,
Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau kasih karunia;
Tuhan menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. AMIN.

F.       Kesimpulan
Baptisan memateraikan orang percaya sebagai milik kristus. Hal ini sebagaimana sunat sebagai tanda perjanjian Allah kepada umat-Nya dalam Perjanjian Lama, baptisan meyakinkan kita akan janji-janji Allah. Tindakan baptisan merupakan simbol untuk masuk kedalam perjanjian dan suatu tanda keselamatan. Baptisan saat ini diartikan sebagai tindakan yang mau mempercayai dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Oleh sebab itu, kita tidak dapat mempermasalahkan cara baptisannya tetapi makna dari baptisan itu sendiri. Alkitab tidak pernah berbicara tentang cara pembaptisan. Sebab itu, tidak boleh ada satu cara yang dimutlakkan (baik selam atau percik atau bendera) dan tidak perlu ada klaim mengenai satu-satunya cara yang sah dalam menjalankan baptisan.

G.      Daftar Pustaka
Becker, Dieter. Pedoman Dogmatika. Jakarta: BPK Gunung Mulia,2001.
Hadiwijono, Harun. Iman Kristen . Jakarta: BPK Gunung Mulia,1992.
Niftrile, G.C. Fan dkk. Dogmatika Masa Kini. Jakarta BPK Gunung Mulia, 2000.
Porter, R.J. Katekisasi Masa Kini. Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1990.
Rim, Jeremia. Pelajaran “Dasar Kekristenan Yang Kokoh”. Jakarta: Gereja Kristen Perjanjian Baru,2006.
Rayburn, Robert G. Apa Itu Baptisan?. (Terjemahan oleh Sutjipto Subeno & Ryanti Rachmadi). Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1991.


[1] Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia,1992).hlm.436.
[2] R.J. Porter MA, Katekisasi Masa Kini (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1990), hlm.186.
[3] Robert G. Rayburn, Apa Itu Baptisan?, Terjemahan oleh Sutjipto Subeno & Ryanti Rachmadi (Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1991), hlm.14.
[4]  Jeremia Rim, Pelajaran “Dasar Kekristenan Yang Kokoh” (Jakarta: Gereja Kristen Perjanjian Baru,2006 ), hlm. 16.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar