Bangkit Dari Keterpurukan
Seorang pemuda kristiani menemui seorang jemaat yang lebih tua dan bertanya, "Bersediakah Anda berdoa supaya saya lebih sabar?" Lalu mereka pun berlutut bersama, dan pria itu mulai berdoa, "Tuhan, kirimkan kesulitan kepada anak muda ini di pagi hari; kirimkan padanya kesulitan di siang hari; kirimkan padanya ...." Sampai di sini, pemuda itu memotong, "Bukan, bukan kesulitan! Saya meminta kesabaran." "Saya tahu," jawab orang kristiani yang bijaksana itu, "tetapi melalui kesulitanlah kita belajar untuk bersabar."
Dari hal diatas kita dapat belajar bahwa terkadang kita ingin mengetahui seberapa besar kesabaran kita, tetapi kita selalu menghindari hal – hal yang membuat diri kita merasa tidak nyaman atau menderita. Kita sering menyebut dukacita dalam hidup kita itu sebagai “keterpurukan”, yaitu suatu keadaan dimana kita mengalami kejatuhan, masa pencobaan, dan masalah yang sulit kita temukan solusi atau jalan keluarnya. Namun ditengah itu semua ada beberapa hal yang kita dapat mengerti yaitu:
A. Alasan kenapa setiap orang diijinkan mengalami keterpurukan / penderitaan:
1. Supaya kita mengandalkan Tuhan dalam ketidakmampuan kita dan kita tahu bahwa Tuhan ada untuk kita.
2. Supaya kebaikan Tuhan dapat kita rasakan secara pribadi.
3. Supaya kita tidak masuk dalam kesombongan dan menganggap bahwa kita mampu dengan kekuatan kita sendiri.
4. Tuhan ingin melihat sejauh mana kesabaran kita dalam menghadapi tantangan hidup.
B. Langkah untuk bangkit dari keterpurukan adalah:
1. Jangan larut dalam keadaan yang seakan mengintimidasi Anda.
2. Miliki semangat untuk bangkit dan melangkah keluar dari dalam keterpurukan.
3. Andalkan Tuhan dalam setiap hal yang kita kerjakan dan dalam keadaan apapun baik ketika terpuruk ataupun ketika sukacita.
"Jika Anda mau menerima kegagalan dan belajar darinya, jika Anda mau menganggap kegagalan merupakan sebuah karunia yg tersembunyi dan bangkit kembali, maka Anda memiliki potensi menggunakan salah satu sumber kekuatan paling hebat untuk meraih kesuksesan." (Joseph Sugarman)
“Tidak selamanya penderitaan itu merugikan, ada kalanya ia menjadi pelajaran yang berharga bagi kita untuk bangkit dan tidak terpuruk dalam hal yang sama” (Kezia novita)
Bila kita cukup cerdas dalam menghadapi tantangan kehidupan, bermacam bentuk benturan keras seperti itu seharusnya tidak membuat kita semakin terpuruk. Tantangan kehidupan adalah kesempatan untuk introspeksi diri. Benturan keras dalam kehidupan kita akan menjadikan kita lebih mulia, jika kita segera sadar atas kekeliruan yang telah dilakukan, kelemahan yang harus diperbaiki, kembali menyusun dan melaksanakan rencana dengan lebih baik maka kita mampu keluar dari keterpurukan yang kita alami.
Setiap manusia pasti pernah mengalami musibah ataupun masa-masa sulit yang membuatnya jatuh dan terpuruk. Hal ini memang sudah menjadi garis kehidupan. Namun keluar dari keterpurukan adalah pilihan. (Kezia novita)
Note :
Penulis mendapatkan ide tulisan ini lewat:
Bangkità Fengky M., S.E. Masalah Adalah Berkat?. Jakarta: Indonesia Galilea Ministries. hlm 85. Paragraf 2. Kalimat ke-9. Kata ke-26.
Keterpurukanà Pdm.Amos Sugianto. God is My Provider. Banten : GJKI The Rock. hlm 30. Paragraf 3. Kalimat ke-5. Kata ke-10.
interface blog bagus ...
BalasHapususahakan lebih rapi lagi...
misalnya judul diganti dengan huruf yang gampang dibaca... susunan paragraf dibuat seragam...dst..
Jika kurang rapi mengurangi kesan positif dari content...
Keren.keren.
BalasHapusoya, kita tidak akan dibiarkan Tuhan untuk mengalami keterpurukan karena segalanya sudah diselesaikan Yesus di kayu Salib.
dan cobaan itu bukan berasal dari Tuhan.