Selasa, 27 September 2011

coretan kisah


Bintang Berkorban
Aku melihat sebuah percakapan singkat di sebuah bukit antara manusia dengan bintang.
Seorang anak laki – laki menatap bintang.
 Sesaat kemudian ia mulai menangis.
Bintang itu berkata,”Nak, mengapa engkau menangis?”.
Anak itupun menjawab,”Kau begitu jauh, aku tak akan pernah bisa menyentuh mu”.
Jawab bintang itu,”Bila aku belum ada di hatimu maka kaupun tak akan mampu melihat ataupun menyentuh ku”.
Kemudian untuk memenuhi keinginan anak itu, maka bintang itupun menjatuhkan dirinya.
Sahabat kezia, dari cerita ini kita belajar beberapa hal:
-          Milikilah impian yang tinggi dan yakinilah dalam hati sampai kita “menyentuh” mimpi kita itu supaya kita mampu merealisasikan dan mewujud nyatakan hal itu dalam kehidupan kita.

“Temuan terbesar dalam sebuah generasi adalah bahwa manusia mampu mengubah kehidupan mereka dengan kesuksesan yang berawal dari sebuah mimpi”.

-          Seringkali kita seperti anak kecil ini yang menangis ketika kita tidak mampu mewujudkan apa yang kita inginkan. Kita bahkan merasa kecewa dan melampiaskannya lewat tangisan ataupun amarah. Sahabat kezia, sadarkah bahwa ketika hal itu kita lacuna maka kita sama halnya dengan “meminta bintang itu jatuh” yaitu membiarkan pihak lain terluka demi untuk berkorban buat kita supaya kita mampu mewujudkan impian kita. Sahabat, jangan kita menjadi egois dan mementingkan diri sendiri bahkan menghalalkan segala cara untuk mengabulkan keinginan kita sendiri dan membiarkan orang lain terluka untuk kita tanpa kita memikirkan mereka.

Mari kita berkaca dari kisah diatas, sudahkah kita mengawali kehidupan kita yang besar dengan langkah awal yaitu mimpi yang besar? Atau sudahkah kita tengok diri kita bagaimana selama ini kita mendapatkan impian kita? Dengan usaha kita sendiri dalam merealisasikannya ataukah dengan mengorbankan orang lain? Mari kita refleksikan kebenaran ini dalam diri kita dan mulailah bermimpi besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar